Aku lahir dalam lingkungan
keluarga Islam. Aku banyak mendapat berbagai ilmu tentang Islam melalui bapak
dan ibuku, namun setelah umurku menginjak 7 tahun aku dimasukan ke sekolah
Islam yang ketika itu disebut dengan istilah TPA (Taman Pendidikan Al-Quran). Tapi
hal itu tidak berjalan lama. Karena mungkin
pada saat itu, aku masih kecil dan yang hanya ada dalam otaku hanya bermain dan
bermain.
Sebenarnya pemahaman Islam yang
kudapat dari sekolah TPA dan berbagai tempat lainnya tidak
begitu membekas dalam hatiku, artinya Islam yang kudapat hanya sebuah ajaran mengenai baik dan buruk, mengenai dosa dan pahala, mengenai surga dan neraka. Sehingga muncul pemikiran dalam pikiranku bahwa Islam ini hanya sebatas agama saja yang bisa dilakukan secara individual.
begitu membekas dalam hatiku, artinya Islam yang kudapat hanya sebuah ajaran mengenai baik dan buruk, mengenai dosa dan pahala, mengenai surga dan neraka. Sehingga muncul pemikiran dalam pikiranku bahwa Islam ini hanya sebatas agama saja yang bisa dilakukan secara individual.
Namun ketika aku mulai berumur
20 tahun saya mulai menemukan hadits yang berkaitan dengan jual beli, tata cara
buang air besar dan air kecil, tata cara bersuci (wudhu, mandi, dsb), ayat
Al-quran yang berkaitan dengan warisan, potong tangan, qishash, dan sebagainya.
Sehingga aku mulai menyadari bahwa Islam ini tidak sebatas hanya pada agama
saja, melainkan Islam ini adalah sebuah konsep hidup yang diberikan oleh Allah
kepada manusia di muka bumi melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Konsep hidup yang lengkap yang
mengatur hal terkecil hingga yang paling besar sekalipun. Ketatanegaraan,
perekonomian, hukum, hingga buang air kecil pun diatur oleh Islam. Menurut saya
ini adalah konsep hidup yang sempurna, walaupun masih banyak ilmu yang belum
kudapatkan namun saya yakin bahwa Islamlah yang akan membawa dunia ini ke arah
yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar