Di tahun 2014 ini muncul film
terbaru karya Darren Aronofsky berjudul Noah. Film ini mengkisahkan kehidupan
seorang keluarga Nabi yang tidak lain adalah Nabi Nuh A.S. Namun karena istilah
kata berasal dari bahasa Inggris, nama Nabi Nuh berubah menjadi Noah. Efek yang
ditampilkan pun sungguh menakjubkan. Banjir besar yang terlihat begitu nyata,
begitu terlihat asli.
Namun bukan itu yang akan saya
bahas. Ternyata dibalik kualitas film yang baik terdapat kebohongan besar
untuk menipu umat manusia. Hal tersebut saya analisis ke dalam beberapa
pengamatan yang sudah saya bagi-bagi.
Pertama film tersebut adalah
buatan orang Yahudi. Terlihat dari bagaimana film itu memperlihatkan iblis yang
menjelma menjadi seekor ular. Ular adalah symbol propaganda kaum Yahudi.
Kedua, film itu bercerita
mengenai Tuhan sebagai sang pencipta yang marah kepada umat Manusia yang telah
berbuat kerusakan di muka bumi kemudian sang Pencipta marah lalu mengutus Noah
sebagai orang pilihan Tuhan untuk menyelamatkan para binatang karena Tuhan akan
menghukum manusia dengan membanjiri seluruh muka bumi dengan air.
Allah mengutus Nabi Nuh bukan
untuk menghukum manusia, namun Allah mengutus Nabi Nuh untuk mengajak umatnya
untuk menyembah kepada Allah. Dan bagi manusia yang membangkang Allah akan
menghukumnya. Dan hukumannya adalah dengan banjir bandang yang sangat besar.
‘Ketika
saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus kepadamu), maka
bertakwalah kepadaku. Dan aku ini tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan
itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh Alam, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” Mereka
berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang
yang hina?” Dia (Nuh) menjawab, Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka
kerjakan. Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada
Tuhanku, jika kamu menyadari. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang
beriman. Aku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas.” Mereka berkata,
“Wahai Nuh! Sungguh jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang
yang dirajam (dilempari batu sampai mati).” Dia Nuh berkata, Ya Tuhanku,
sungguh kaumku telah mendustakan aku; maka berilah keputusan antara aku dengan
mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersamaku.” Kemudian Kami
menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh
muatan. Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.’
(Q.S Asy-Syu`ara’: 106-120)
Ketiga, banjir tersebut tidak
terjadi diseluruh dunia dan binatang yang dibawa ke dalam bahtera kapal Nabi Nuh
A.S. tidak semua spesies di dunia dimasukan seluruhnya ke dalam kapal.
Bagaimana mungkin semua binatang
di dunia masuk ke dalam kapal, apakah tidak saling bertengkar satu sama lain.
Hewan melata, hingga mamalia masuk bersamaan ke dalam kapal. Apakah tidak
memangsa satu sama lain. Hewan pemangsa masuk bersamaan dengan mangsanya. Ini sangat
tidak masuk akal.
Binatang yang diangkut ke dalam
kapal hanya binatang ternak dan binatang yang bisa dibawa saja sebagai
perbekalan setelah banjir besar tersebut surut.
“Muatkanlah
ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina),
dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan
(muatkan pula) orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh
itu kecuali sedikit.” (Q.S. Hud : 40).
Banjir tersebut tidak terjadi
diseluruh dunia. Banjir tersebut hanya terjadi di daerah Mesopotamia (kini
termasuk wilayah Iraq), khususnya di daerah lembah sungai Eufrat dan sungai
Tigris. Namun karena lembah tersebut begitu luasnya sehingga ketika terjadi
hujan lebat berhari-hari maka meluaplah kedua sungai tersebut dan membanjiri
daerah tersebut. Demikian banyaknya luapan air yang keluar maka lembah tersebut
terlihat seperti laut yang membanjiri daerah tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya benda-benda rumah tangga yang terbuat dari bahan tembikar pada
Tahun 1922-1934 oleh Leonard Wooley dari British Museum dan University of
Pensylvania.
Jadi banjir tersebut tidak
membanjiri seluruh dunia melainkan hanya sebagian daerah, karena Allah hanya
membinasakan kaum yang telah diutus saja tidak menghukum seluruh manusia.
“Dan
tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibukota itu
seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah
(pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan
kezhaliman.” (Q.S. Al-Qashash : 59)
Keempat, Film yang dibintangi
Russell Crowe itu memperlihatkan sebuah adegan percintaan yang seharusnya tidak
diperlihatkan oleh seorang nabi. Film tersebut memperlihatkan Noah yang mencium
istrinya dengan mesra. Seharusnya adegan seperti itu tidak pantas ditampilkan.
Dan film itu pun memperlihatkan anak nabi Nuh yang sedang bermesraan dengan
pacarnya.
Kelima, Nabi Nuh berusaha untuk
membunuh seorang anak dari anaknya yang tidak lain cucunya dan mengklaim bahwa
itu adalah perintah Tuhan. Namun Noah tidak sanggup membunuh cucunya dan merasa
dirinya gagal kemudian ia frustasi karena gagal menjalankan perintah Tuhannya.
Hal ini jelas bertentangan
dengan apa yang terjadi sebenenarnya karena dalam Al Quran dijelaskan bahwa
Nabi Nuh bukan ditugaskan untuk membunuh manusia namun mengajak manusia untuk
bertakwa kepada Allas SWT.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan
memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab
yang pedih". Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah
pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu
Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan
mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat
ditangguhkan, kalau kamu mengetahui." (Q. S. Nuh (71) : 1-5)
Mungkin masih banyak beberapa
kebohongan yang ada, namun tidak saya sebutkan dalam tulisan ini. Mudah-mudahan
tulisan ini dapat membuka hati agar tidak menelan mentah-mentah apa yang
terlihat. Mudah-mudahan pembaca bisa menemukan sebuah ketidakbenaran dan
mengubahnya menjadi kebenaran. Terkadang yang terlihat belum tentu benar.
Kebenaran sejati hanya milik Allah SWT. Kekurangan pasti milik saya dan kelebihan adalah milik Allah SWT.